What do you think about sidoarjo? Jika anda menjawab Sidoarjo adalah surganya ikan bandeng itu sudah biasa. Tapi apakah anda tahu, bahwa dibalik itu semua ternyata Sidoarjo menyimpan banyak ciri khas yang tidak dimiliki kota lain. Yuk kita simak ulasan berikut.
- Bahasa
Bahasa yang biasa digunakan oleh masyarakat Sidoarjo tidak jauh berbeda dengan “Basa Arek-Arek Suroboyo” (baca: bahasa anak-anak surabaya) yang terkenal ceplas-ceplos dan kasar . Mengapa demikian? karena banyak masyarakat Sidoarjo yang berasal dari kaum pendatang. Kaum pendatang itu sendiri biasanya berasal dari Surabaya, Mojokerto, Gresik, Pasuruan, Pandaan. Tetapi karena seringnya masyarakat Sidoarjo membaur dengan masyarakat Surabaya, maka terjadilah proses perpindahan bahasa. Jadi secara tak langsung masyarakat Sidoarjo lama-kelamaan mengadopsi bahasa sehari-hari masyarakat Surabaya.
- Tradisi
- Lelang Bandeng
Disetiap tahunnya, Pemerintah Daerah kota Sidoarjo mengadakan acara lelang bandeng di Alun-Alun kota Sidoarjo. Hal ini ditujukan untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Adapun maksut acara ini diadakan adalah untuk lebih mengingat Nabi Muhammad SAW serta untuk mengharap berkah agar dapat meningkatkan produksi bandeng mereka serta meningkatkan kesejahteraan petani tambak bandeng dengan cara mempromosikan bandeng mereka melalui acara ini. Dalam acara ini, bandeng yang dilelang adalah bandeng yang berumur berkisar 5 – 10 tahun dan mencapai berat 7 Kg sampai 10 Kg per ekor. Bandeng ini biasa dise “KAWAKAN”.
- Nyadran
Di Sidoarjo tepatnya di Desa Balongdowo Kecamatan Candi ada tradisi masyarakat yang dilakukan setiap bulan Ruwah pada saat bulan purnama yang biasa disebut “Nyadran”. Nyadran sendiri berarti ungkapan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa oleh para masyarakat kampung nelayan karena telah diberikan hasil yang melimpah. Inti perayaan Nyadran sendiri yaitu mengambil “Kupang” (sejenis kerang-kerangan) di tengah laut selat Madura dengan diiringi masyarakat yang membawa anak balita sambil membuang seekor ayam.
Konon menurut cerita dahulu ada orang yang mengikuti acara Nyadran dengan membawa anak kecil dan anak kecil tersebut kesurupan. Oleh karena itu untuk menghindari hal tersebut masyarakat Balongdowo percaya bahwa dengan membuang seekor ayam yang masih hidup ke kali Pecabean maka anak kecil yang mengikuti nyadran akan terhindar dari kesurupan/ malapetaka. Setelah melalui tahap Nyadran, barulah masyarakat melakukan prosesi “Melarung tumpeng “ Proses ini dilakukan di muara /Clangap ( pertemuan antara sungai Balongdowo, sungai Candi, dan sungai Sidoarjo ).
- Kesenian
- Reog Cemandi
Apa yang orang pikirkan tentang Reog? Jika kebanyakan orang berpikir reog adalah suatu seni tari yang berasal dari Ponorogo. Namun di daerah lain, juga memiliki kesenian reog yang memiliki ciri khas berbeda. Daerah tersebut adalah Sidoarjo. Reog Cemandi sudah ada sejak tahun 1926.
Lalu apa bedanya dengan Reog Ponorogo? Jawabnya tentu saja beda. Karena Reog Ponorogo memiliki ciri khas yaitu adanya warok (penari dalam reog) dan topeng yang digunakan tidak dihisasi dengan bulu merak. Sedangkan di Sidoarjo, tidak ada warok dan topengnya tidak dihiasi dengan bulu merak. Jadi topeng ini lebih mirip dengan topeng ondel-ondel yang merupakan ikon kebudayaan dari Ibukota Jakarta.
Dahulu, Reog Cemandi digunakan untuk mengusir para penjajah Belanda yang akan memasuki desa Cemandi. Selain itu, masyarakat setempat percaya bahwa dengan mengadakan acara Reog Cemandi maka mereka akan terhindar dari kesialan (menolak balak). Namun, dimasa kini Reog Cemandi sudah beralih fungsi menjadi pertunjukan seni pada acara sunatan, kemanten, dan acara lainnnya
- Jaran Kepang
Di Sidoarjo terdapat sebuah kesenian yang sepertinya sudah tidak asing lagi ditelinga kita. Apa itu? Jawabnya adalah Jaran Kepang. Yap, kesenian yang berasal dari daerah Jawa ini ternyata juga ada disini. Lalu apa bedanya dengan tari Jaran Kepang didaerah lainnya? Jawabannya adalah kalau di Sidoarjo, para pemainnya akan memanjat pohon kelapa dengan kepala menghadap kebawah.
Jaran Kepang pertama kali masuk di Sidoarjo sekitar tahun 1980-an. Pada masa itu terdapat kelompok tari Jaran Kepang yang berasal dari luar kota Sidoarjo untuk mencari nafkah disini dengan cara mengamen. Karena mereka lama menetap di daerah Sidoarjo, akhirnya tarian ini menjadi sebuah kebudayaan baru di Sidoarjo.
- Tari Ujung
- Cagar budaya
- Candi Pari
Candi Pari terletak di kecamatan Porong, Sidoarjo. Candi Pari merupakan candi peninggalan kerajaan Majapajit. Candi Pari didirikan sekitar tahun1293 saka (1371 masehi). Candi ini didirikan pada masa pemerintahan Raja Hayamwuruk. Candi ini memiliki ciri- ciri yang berbeda dari candi yang ada di Jawa Timur lainnya, yaitu bentuknya yang agak besar dan kokoh seperti candi-candi di Jawa Tengah.
Candi Pari berdiri diatas bidang tanah ukuran 13,55 * 13,40 meter, dengan ketinggian 13,80 meter. Bangunan Candi Pari didominasi oleh bata merah pada bagian badannya, sedangkan ambang atas dan bawah pintu masuk bilik candi menggunakan batu andesit. Bagian kaki candi memiliki ukuran 13,55 * 13,40 meter dn tinggi 1,50 meter, pada bagian ini terdapat dua buah jalan masuk ke bilik candi dalam bentuk susunan/trap anak tangga dengan arah utara-selatan dan selatan-utara, jalan masuk seperti ini tidak ditemui dalam candi-candi lain dijawa timur.
Pada bagian dalam bilik candi saat ini tidak ditemukan arca sama sekali, akan tetapi dibagian tengah dari sisi dinding timur ( diantara lubang angin ) terdapat sebuah tonjolan sebagai sandaran dinding arca. Dulu daerah sekitar candi pernah ditemukan dua arca Siwa Mahadewa, dua arca Agastya, tujuh arca Ganesha dan tiga arca Budha.
- Candi Sumur
Candi Sumur merupakan candi yang juga masih satu lokasi dengan Candi Pari yang hanya berjarak kurang lebih 100 meter.
Candi Sumur ini diperkirakan dibangun bersamaan dengan Candi Pari, dan seperti halnya Candi Pari, Candi Sumur juga terbentuk dari susunan batu bata merah bukan dari batu andesit yang umumnya kita jumpai pada candi-candi lain. Pada bangunan candi ini juga tidak ditemukan ukiran atau relief-relief yang mendhias dinding atau kaki candi.
Bentuk unik hanya terlihat dari susunan anak tangga yang berada di sisi selatan candi. Anak tangga ini cukup “curam” dan tidak memiliki dinding tangga di bagian sisinya, sehingga perlu perhatian extra bila pengunjung ingin menaikinya dikarenakan bata penyusun anak tangga atau tempat berpijak kaki itu sendiri tidak tersusun rata dan rapi.
- Candi Dermo
Candi Dermo terletak di Dusun Dermo Desa Candi Negoro Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo. Candi Dermo berukuran tinggi 13,5 meter, panjang 6 meter dan lebar 6 meter.
Candi Dermo dibangun pada Masa kerajaan Majapahit, pada wangsa Raja Hayam Wuruk. Candi bercorak hindu ini berdiri pada tahun 1353 dibawah pimpinan Adipati Terung yang sekarang makamnya terdapat di Utara Masjid Trowulan.
Candi ini termasuk salah satu kompleks candi yang dibangun oleh Kerajaan Majapahit sebagai bukti akan luasnya daerah kekuasaan yang dimiliki. Candi ini sebenarnya merupakan Gapura atau Pintu Gerbang, yang dahulunya di sebelah timur Candi ada bangunan induk yang ukurannya lebih besar, namun sekarang bangunan induk tersebut sudah pupus dimakan waktu dan akhirnya roboh. Pada kompleks candi Dermo, terdapat 4 buah Arca dengan 2 macam jenis, yakni Arca Manusia Bersayap dan Arca Kolo. Namun sayangnya, sekarang salah satu dari arca-arca tersebut ada yang sudah hancur, sehingga kini Candi Dermo hanya memiliki 3 Arca saja.
- Candi Pamotan
Candi Pamotan terletak di desa Pamotan kecamatan Porong. Atap candi ini sudak hilang dan candi ini lebih menjorok ke dalam maka dari itu apabila musim hujan tiba, candi ini kerap digenangi air.
Lebar Candi Pamotan hanya sekitar satu meter saja. Candinya sendiri hanya berupa tumpukan bata merah karena atap dan badan candi sudah runtuh.
Meskipun berada di daerah kekuasaan kerajaan Majapahit, candi ini belum bisa dikatakan sebagai situs peninggalan kerajaan Majapahit.
- Candi Medalem
Candi ini sangat berbeda dengan candi- candi lainnya yang ada di Sidoarjo. Candi Medalem hanya berupa tumpukan batu bata merah yang disusun memanjang entah berapa meter panjangnya.
Nasib candi ini sangat tragis. Bahkan bata-bata yang memanjang itu sudah tinggal sedikit karena sisanya terkubur di bawah pohon-pohon pisang dan rumah penduduk.
Tidak ada pengunjung ke situs ini, hanya orang yang ingin mengambil air yang dianggap ajaib dari sumur dekat candi ini saja yang mau menghampiri situs ini.
Sumber: http://kuliah-sovie.blogspot.co.id/2012/04/budaya-budaya-kabupaten-sidoarjo.html
Ayo bertaruh dan raih kemenangan Anda hingga menjadi seorang JUTAWAN bersama kami S128Cash Bandar Judi Online Terbaik dan Terpercaya.
BalasHapusAnda dapat memulai semua taruhan yang tersedia hanya dengan minimal deposit Rp 25.000,- saja.
Semua permainan Populer masyarakat Indonesia tersedia disini, seperti Sportsbook, Live Casino, Sabung Ayam Online, IDN Poker, Slot Games Online, Tembak Ikan Online dan Klik4D.
Disini juga menyediakan berbagai PROMO BONUS menarik, yaitu :
- BONUS NEW MEMBER 10%
- BONUS DEPOSIT SETIAP HARI 5%
- BONUS CASHBACK 10%
- BONUS FREEBET 200rB
- BONUS 7x KEMENANGAN BERUNTUN !!
Info lebih lanjut, bisa hubungi kami melalui :
- Livechat : Live Chat Judi Online
- WhatsApp : 081910053031
Link Alternatif :
- http://www.s128cash.biz
Judi Bola
Forum Judi Bola